Minggu, 16 Oktober 2022

SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM TENAGA LISTRIK 

        Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen berupa pembangkitan, transmisi, distribusi dan beban yang saling berhubungan dan berkerja sama untuk melayani kebutuhan tenaga listrik bagi pelanggan sesuai kebutuhan. Secara garis besar Sistem Tenaga Listrik dapat digambarkan dengan skema di bawah ini:     


                                         
Fungsi Komponen Sistem Tenaga Listrik Fungsi masing-masing komponen secara garis besar adalah sebagai berikut: 
1. Pembangkitan merupakan komponen yang berfungsi membangkitkan tenaga listrik, yaitu mengubah energi yang berasal dari sumber energi lain misalnya: air, batu bara, panas bumi, minyak bumi dll. menjadi energi listrik. 
 2. Transmisi merupakan komponen yang berfungsi menyalurkan daya atau energi dari pusat pembangkitan ke pusat beban. 
 3. Distribusi merupakan komponen yang berfungsi mendistribusikan energi listrik ke lokasi konsumen energi listrik. 
 4. Beban adalah peralatan listrik di lokasi konsumen yang memanfaatkan energi listrik dari sistem tersebut 

Level Tegangan pada sistem tenaga listrik 
            Pada suatu sistem tenaga listrik, tegangan yang digunakan pada masing-masing komponen dapat berbeda-beda sesuai dengan kepentingannya. Dengan kata lain, setiap komponen pada sistem tenaga listrik mempunyai level tegangan yang berbeda-beda. Pada sistem pembangkitan, level tegangan disesuaikan dengan spesifikasi generator pembangkit yang digunakan, biasanya berkisar antara 11 s/d 24 kV. Untuk pembangkit yang berkapasitas lebih besar biasanya menggunakan level tegangan yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan agar arus yang mengalir tidak terlalu besar. Karena untuk kapasitas daya tertentu, besar arus yang mengalir berbanding terbalik dengan tegangannya. 
            Pada sistem saluran transmisi biasanya digunakan level tegangan yang lebih tinggi. Hal ini karena fungsi pokok saluran transmisi adalah menyalurkan daya, sehingga yang dipentingkan adalah sistem mampu menyalurkan daya dengan efisiensi yang tinggi atau rugi-rugi daya dan turun tegangannya kecil. Upaya yang dilakukan adalah mempertinggi level tegangan agar arus yang mengalir pada jaringan transmisi lebih kecil.Level tegangan saluran transmisi lebih tinggi dari tegangan yang dihasilkan generator pembangkit. Tegangan saluran transmisi umumnya berkisar antara 70 s/d 500 kV.Untuk menaikkan tegangan dari level pembangkit ke level tegangan saluran transmisi diperlukan transformator penaik tegangan. 
            Pada jaringan distribusi biasanya menggunakan tegangan yang lebih rendah dari tegangan saluran transmisi. Hal ini karena daya yang didistribusikan oleh masing-masing jaringan distribusi biasanya relatif kecil dibanding dengan daya yang disalurkan saluran transmisi, dan juga menyesuaikan dengan tegangan pelanggan atau pengguna energi listrik. Level tegangan jaringan distribusi yang sering digunakan ada dua macam, yaitu 20 kV untuk tegangan menengah (JTM) dan 220 V untuk jaringan tegangan rendah (JTR).

Minggu, 18 September 2022

PENGUKURAN LISTRIK

 

        Pengukuran merupakan suatu kegiatan dalam melakukan pembandingan antara suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis, dan salah satu besaran dianggap menjadi standar. Pengukuran perlu mempelajari dan mengetahui tentang besaran, satuan dan dimensi. Besaran, satuan dan dimensi diperlukan untuk memudahkan dalm mencari nilai dan hasil dalam pengukuran. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur (besaran dasar, besaran turunan, besaran pelengkap). Satuan adalah ukuran dari pada suatu besaran (system satuan metric/universal dan satuan internasional) sedangkan dimensi adalah cara penulisan dari besaran-besaran dengan menggunakan symbol-simbol (lambang-lambang) besaran dasar.

    Alat ukur listrik merupakan peralatan yang diperlukan oleh manusia. Karena besaran listrik seperti : tegangan, arus, daya, frekuensi dan sebagainya tidak dapat secara langsung ditanggapi oleh panca indera. Untuk mengukur besaran listrik tersebut, diperlukan alat pengubah. Atau besaran ditransformasikan ke dalam besaran mekanis yang berupa gerak dengan menggunakan alat ukur. Perlu disadari bahwa untuk dapat menggunakan berbagai macam alat ukur listrik perlu pemahanan pengetahuan yang memadai tentang konsep - konsep teoritisnya.

    Dalam melakukan pengukuran, pertama harus ditentukan cara pengukurannya. Cara dan pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemikian rupa sehingga alat ukur yang ada dapat digunakan dan diperoleh hasil dengan ketelitian seperti yang dikehendaki. Juga cara itu harus semudah mungkin, sehingga diperoleh efisiensi setinggi-tingginya. Jika cara pengukuran dan alatnya sudah ditentukan, penggunaannya harus dengan baik pula. Setiap alat harus diketahui dan diyakini cara kerjanya. Dan harus diketahui pula apakah alat-alat yang akan digunakan dalam keadaan baik dan mempunyai klas ketelitian sesuai dengan keperluannya. Jadi jelas pada pengukuran listrik ada tiga unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu: - cara pengukuran - orang yang melakukan pengukuran - alat yang digunakan.

Simbol Alat Ukur dan Sistem Satuan Pada awal perkembangan teknik pengukuran mengenal dua sistem satuan, yaitu sistem metrik (dipelopori Perancis sejak 1795), Amerika Serikat dan Inggris juga menggunakan sistem metrik untuk kepentingan internasional, tapi untuk kebutuhan lokal menggunakan sistem CGS (centimeter-gram-second). Sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional. Enam besaran yang dinyatakan dalam sistem SI, yaitu : 

Besaran Sistem Internasional

BESARAN

SATUAN

SIMBOL

Panjang

Meter

M

Massa

Kilogram

Kg

Waktu

Detik

S

Arus Listrik

Ampere

A

Intensitas cahaya

Candela

Cd

Temperatur

Derajat Kelvin

°K


Besaran dan Simbol Kelistrikan 


Besaran dan Simbol

Nama dan Satuan

Persamaan

Arus listrik [I]

Ampere       [A]

-

Gaya gerak Listrik [E]

Volt              [V]

-

Tegangan [V]

Volt              [V]

-

Resistansi [R]

Ohm            [Ω]

R = V/I

Muatan Listrik [Q]

Coulomb     [C]

Q = I.t

Kapasitansi [C]

Farad           [F]

C = Q/V

Kuat medan listrik [E]

                         [V/m]

E = V/I

Kerapatan fluks listrik [D]

         [C/m2]

D = Q/I2

Permitivitas [s]

      [F/m]

s = D/E

Kuat medan magnet [H]

       [A/m]

ò Hdl = nI

Fluks magnet []

Weber             [Wb]

E =d0/dt

Kerapatan magnet [B]

Tesla            [T]

B = 0/I2

Induktansi [L,M]

Henry           [H]

M = 0/I

Permeabilitas [µ]

                         [H/m]

µ = B/H



SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM TENAGA LISTRIK            Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen berupa pembangkitan, transmis...